Minggu, 04 November 2012

Why LDR so suck ?


LDR.

What's that mean ? Long Distance Relationship.
Apasih definisi LDR menurut lo? Kalo menurut gue, ketika ada jarak memisahkan dan lo merasa hubungan lo ama pacar lo jauh di mata jauh di hati, itu LDR. Gue inget sebuah percakapan antara gue dan tutor bahasa inggris gue di kelas ketika dia nanya tentang LDR, ya waktu itu tema discuss nya tentang cinta-cintaan gitu deh.

"so what do you think about long distance relationship ? can people maintain it ?"

"it's bad. yeah i think people can, but only few of them.. maybe about 5% of couples and the rest would be failed.."

"why do you think like that?"

"i don't know, i just thinking when people in relationship separated by distance, their love starting to weak..and maybe would be decrease to below zero.."

yak, kira-kira itu dialognya. agak ekstrem ya gue. SO WHY LDR IS SO SUCK ?? yah, gue akan coba jabarkan berdasarkan pengalaman dan penelitian gue. 

apa????? 

pengalaman?????

ya, pengalaman. gue pernah LDR, terus gagal, temen-temen gue juga banyak yang LDR, terus gagal juga.

Sesungguhnya LDR kebanyakan dijumpai oleh anak-anak yang baru lulus SMA kemudian harus berpisah dengan yang bisa kita sebut 'teenage dream' nya demi untuk menggapai cita-cita, biasanya kuliah di kota yang berbeda. Seorang anak yang mau komitmen buat LDR itu berarti dia yakin banget kalo hatinya sangat kuat buat pasangannya ini, that's why ketika gagal LDR agak haru-biru rasanya. 

Menurut pengamatan gue sih ini karena pacar yang lo temuin di saat akhir-akhir masa remaja yang hampir bertransformasi ke dewasa which is adalah masa-masa akhir SMA adalah pacar yang menurut kebanyakan orang udah klik dan udah capek buat ganti-ganti lagi karena di masa itu seseorang sudah atau nyaris berpikir dan bersikap dewasa. Ini gak berlaku buat player sih teori gue. Ada beberapa yang memutuskan buat mengakhiri hubungan saat kelulusan karena gak kuat bakal LDR atau yakin mampus di universitas nanti banyak yang lebih kece dan ada juga yang memutuskan untuk tegar mengarungi jarak yang memisahkan, ya karena percaya penuh sama pasangannya atau mungkin takut gak dapet pacar lagi nantinya.

Ketika awal LDR, beginilah ceritanya. Akan ada fase semangat-semangatin ospek di universitas masing-masing. Fase bangunin pagi buat ospek dan fase seru-seruan cerita gimana ospek dan senior yang ngospek. Setelah selesai ospek fase pun berganti dengan kisah susahnya mata kuliah-dosen-jadwal-tugas kuliah entah itu via sms, bbm, telfon, atau skype, aplikasi paling tersohor di dunia per-LDR-an. Lama-kelamaan akan muncul fase perbedaan jadwal kegiatan, yang satu sibuk, yang satu gak mau kalah sibuk atau yang satu sibuk yang satu nganggur sehingga muncullah fase yang satu udah capek yang satu lagi pengen komunikasi atau kangen-kangenan. Satu-dua kali hal itu masih wajar dan dimaklumi dengan asas 'dalam suatu hubungan dibutuhkan pengertian'. Lama-kelamaan terjadi setiap hari, makin lama makin rindu jaman pacaran ala-ala sekolah. Ketika yang satu sedang kesulitan, satu yang lain di seberang sana merasa kurang berguna hanya bisa memberi semangat lewat handphone, yang akhirnya timbul perasaan insecure dan jengkel sendiri karena merasa gak bisa berbuat apa-apa. Gak bisa melindungi, gak bisa hadir di saat-saat susah.

Gak bisa dipungkiri, dalam sebuah hubungan LDR, kebanyakan akan ada suatu perubahan yang terjadi di dalam diri pasangan lo yang membuat lo asing. Kenapa? Menurut gue, hal itu disebabkan lingkungan baru yang ada, sebenarnya perubahan itu biasa, cuman karena lo gak ada di deketnya setiap hari, jadi ada rasa kaget ketika muncul sebuah perubahan yang gak lo liat prosesnya. Lingkungan baru, teman baru, di masa peralihan baru yang meninggalkan stage remaja. Mungkin malah dua-duanya berubah, yang satu merasa pacarnya di sana berubah, pacar yang di sana merasa pacarnya berubah. Terus berantem. As simple as that.

Temen baru yang lebih asik, organisasi kampus yang bikin sibuk, atau anak-anak yang lebih caem dibanding pacar lo bisa bikin lo sejenak ngerasa bosen ketika lo lagi asik dan dituntut buat komunikasi ama pacar lo di seberang sana. Shock cozy kalo bahasa gue sih, atau kaget suasana baru yang cihuy bikin seseorang sulit membagi adil waktu untuk dunia barunya dan dunia yang selama ini bersamanya. 

Akan ada fase dimana dihubungi oleh pacar lo adalah sesuatu yang annoying, tapi di sisi lain sana pacar yang lagi kangen ngerasa butuh kabar dari pacarnya yang notabene lagi asik.
Yah, menurut pengamatan gue hal-hal di atas itu yang kebanyakan bikin hubungan LDR lama-kelamaan terasa hambar, di dalem hati sih yakin masih sayang, tapi gak cukup yakin buat mertahanin. 

Tapi jangan khawatir, ada kok yang LDR bisa bertahan taunan atau mungkin sampe nikah. Cuman memang, butuh pasangan hebat dengan komitmen kuat dan mental baja buat mertahanin semua biar selalu menyenangkan, masing-masing pihak harus sadar perannya dan bener-bener mengerti cara bangkitin lagi keadaan yang mulai membosankan. LDR emang susah, banyak tantangannya, that's why LDR is so suck. Tapi kalo lo bisa pertahanin hubungan LDR lo dengan stabil baik-baik saja dan rasa yang gak berkurang, it would be worthy, best pride for you deh. Jadi, masih berani buat LDR ? HAHAHAHA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar