Salah satu topik cerita masa lalu yang menarik tentu saja tentang masa kecilku. Bagaimana aku saat di kandungan, bagaimana aku dilahirkan, dan bagaimana orang tuaku saat itu memiliki aku. Kisah ini biasa aku dengar melalui ibuku yang kupanggil mamah dan nenekku yang kupanggil ibu. Mamah bilang aku ditiupkan ruh saat takbir malam Idul Adha dikumandangkan, saat takbir berbunyi mamah merasakan perutnya seperti ada tendangan di umur kandungan ke empat bulan, janin yang religi kan kan hihi. Katanya juga aku termasuk anak yang menyusahkan saat di kandungan karena mules-mules pertanda kelahiran sudah muncul saat usia kandungan 9 bulan, mamah sudah berada di rumah sakit lama dan aku tak kunjung keluar yang akhirnya mengharuskan mamah disuntik anestesi hingga dua kali karena sudah tak kuat lagi, dan ketika mamah lemas gak lagi 'ngeden' tiba-tiba aku keluar dengan sendirinya. Masih bayi udah hobi ngerjain orang tua kata mamah bahkan sampai sekarang nyusahinnya hahaha. Oh iya, setiap kehamilannya mamah selalu rajin membaca surat-surat dalam Al Quran loh biar anaknya sesuai yang diharapkan. Sewaktu hamil kakakku, beliau rajin membaca surat Maryam biar anaknya perempuan dan cantik seperti Maryam, waktu adikku yang pertama beliau membaca surat Nurbuat karena kebetulan sedang sakit gigi katanya sih biar sembuh, waktu adikku yang kedua beliau membaca surat Yusuf biar pas udah lahir banyak yang suka sama dia, banyak amat ya anaknya? Ya, aku empat bersaudara. Gak pengen tau pas aku di dalam kandungan dibacain apa? Penasaran kaaann? Kasih tau gak yaaa... *minta dirukyah* Yap pas aku tanya jawabannya adalah.... Surat Yasin!
What? Apa? Yasin? Itu kan buat orang meninggal mah :( itu reaksi pertama pas aku masih bloon (sekarang juga masih deg). Mamah bilang dari pertama hamil aku sampai aku dalam gendongan, selalu dibacain surat Yasin setiap sholat lima waktu dan setelah lahir orang-orang yang gendong aku juga bacain surat Yasin. Jadi, mamah gak pengen aku keluar cantik? Gak pengen aku disukain banyak orang gitu? Jawabannya mamah dan keluarga saat itu berdoa sungguh-sungguh biar dapet bayi laki-laki jadi gak kepikiran deh baca surat-surat biar cantik dan disukai hiks sedih kan keluarnya malah cewek setengah-setengah begini :( tapi yang lebih pasti lagi jawaban faedah dari surat itu adalah kehidupanku saat ini yang alhamdulillah luar biasa beruntung dan sedikit kemampuan aneh yang sempat membuatku ketakutan dan aku hindari hingga saat ini. Beberapa orang bilang aku ini indigo saat kecil, tapi aku gak percaya dan gak ingin memperkuat kemampuan tersebut. Percaya deh, syereeem banget ngeliat kejadian yang belum tentu kejadian dan liat temen kita dari dimensi lain itu. *buru-buru tobat nasuha*
![]() |
Masih bayi udah photogenic :)) |
Cerita lain datang dari kakakku, dia bilang saat aku lahir wajahku bukan seperti bayi perempuan melainkan mirip bayi lelaki yang pipinya mendominasi wajah, ya aku memang lahir dengan tubuh yang besar dan kemudian menyusut saat tumbuh besar hingga sekarang badanku hanyalah butiran debu. Aku tumbuh menjadi balita yang nakal, tak jarang kakakku emosi dan muak punya adik sepertiku. Aku merusak koleksi stiker kakakku, aku sering menghilangkan barang kakakku dan sering mengambil tanpa izin. Jarak usia kami hanya tiga tahun dan bertengkar adalah hobi kami. Pernah suatu ketika kakakku ingin bermain rujak-rujakan dan menyuruhku memanjat pohon belimbing tetangga yang sangat tinggi dan batangnya nyaris lurus dengan cabang hanya sedikit, waktu itu usiaku bahkan belum ada lima tahun. Sialnya si empunya pohon keluar rumah dan kakakku buru-buru kabur dan meninggalkanku di atas pohon. Sedih. Kampret. Durhaka. *dendam* Untung aku ini sudah cerdik sejak dini, saat si empunya bilang 'Siapa itu!' aku jawab 'meong' terus selamet deh si empunya itu masuk rumah dan aku turun dengan anggunnya :)))
Cerita lain dari nenekku adalah aku tumbuh saat terjadi kerusuhan tahun 98. Loh? Apa hubungannya?! Jadi, waktu itu usiaku baru lima tahun dan wajahku sangat oriental sampai tetangga menyebutku dengan panggilan 'Osin. Nah pas tahun 98 itu warga Indonesia lagi benci-bencinya sama etnis china karena kasus saat itu. Pagar rumah didatangi warga-warga yang membawa obor karena dikira keluargaku menyembunyikan anak cina, padahal aku kan Jawa aseli cuma mirip aja agak sipit. Suatu ketika, aku yang sedang dijaga ketat dari dunia luar oleh keluarga, kabur dan membuat seisi rumah panik karena takut aku ditemukan para pendemo dan dibawa kabur. Semua panik, iya panik nyari ke seluruh penjuru dunia. *lebay* Dan..... Tarraaammm... Aku ditemukan di depan warung lagi minta permen. Hina sekali masa kecilku ini. :')
![]() |
Alhamdulillah akur :)) |
Meskipun masa kecilku ternyata gak sekalem yang aku pikirkan karena agak-agak lupa, tapi aku suka mendengar kisahku dari orang rumah. Mamah pernah bilang "Mamah perhatiin dari kecil, anak mamah yang gampang disukain orang itu kamu sama Fira. Cuma bedanya, Fira disukain karena sopan dan baik sama orang, kalau kamu tanpa kamu usaha biar disukain banyak yang perhatian sama kamu, kamunya aja terlalu cuek, makanya sekarang hargain orang yang perhatian sama kamu." Really? Yang bener? Ya kalo pesona emang gak bisa boong sih hahaha. Bener emang kata mamah, aku emang gak pernah sadar kalo ada yang perhatian sampai orang itu bicara secara gamblang, bahkan temen-temen cowokku bilang aku cewek paling gak peka sedunia. Bukan gak peka sih, lebih ke gak mau ge-er berlebihan sebelum pasti. Bukan cuma mamah, kakakku juga sering sebel dan berkata "Setiap jalan sama kamu pasti jadi perhatian umum, diliatin orang-orang." Dan akunya sendiri gak sadar dan gak ngerasa hehe yang penting kan aku gak aneh-aneh di tempat umum. Mas pacar juga bilang "Pacar mas selalu diliatin orang." Mungkin dia pikir mereka liatin karena suka, tapi aku pribadi mikir mungkin hari itu aku berpakaian aneh, atau wajahku susah dicerna atau aku kayak gembel yang kalau pergi jarang banget perhatiin penampilan.
Tapi dari ucapan yang dibilang mamah itu, aku jadi mikir. Banyak yang suka bukan berarti gak ada yang gak suka kan? Justru malah bisa jadi makin banyak yang gak suka. Hidup ini kan adil, seimbang, yin yang. Malah justru aku lebih ngerasa banyak yang gak suka aku ketimbang sadar banyak yang suka aku.Ya, karena perasaan tidak suka itu lebih kentara ketimbang suka kan ya?
Tulisan ini dibuat saat bete jaga rumah dan pacar lagi nobar Juventus.
Rumah, 6 Agustus 2014, habis bayar kuliah saat paceklik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar