Ngomong-ngomong hari ini sudah hari ke-3 di bulan Ramadhan tahun ini, Ramadhan pertamaku tanpa Ayah. Ayah pasti senang di sana, karena semua makhluk tak terkecuali sangat menantikan bulan suci ini.
Ramadhan tahun ini selain tanpa Ayah, juga merupakan Ramadhan pertamaku sebagai pekerja. Ayah sudah tahu kan aku bekerja di sebuah law firm ternama ibu kota? Jadi, mungkin ini yang membuat hari-hari pertama Ramadhanku terasa tidak karuan dan nafsu makanku menurun drastis. Aku merindukan Ayah, merindukan rumah, dan merindukan sahur bersama di rumah. Tentu saja aku sangat rindu tahun-tahun sebelumnya saat aku pulang merantau dari kuliah dan Ayah pulang merantau dari kantor di ibu kota, kemudian kita berkumpul di rumah untuk sahur bersama dengan canda tawa yang selalu berulang namun tetap menghibur. Bahkan dulu kita pernah mudik bersama menggunakan travel karena kita kehabisan tiket kereta di ibukota, ingat kan Ayah?
Tahun lalu, kita masih sahur bersama. Aku merelakan diriku setiap akhir pekan berangkat merantau kuliah kemudian langsung kembali pulang ke rumah pada hari itu juga, menempuh 4,5 jam perjalanan naik kereta untuk berpuasa di rumah bersama Ayah.
Tapi tahun ini sungguh sangat berbeda Ayah. Aku jauh dari rumah, dan sehabis subuh aku harus bersiap diri untuk kemudian pergi ke halte busway dan menempuh sekitar 18 KM agar sampai ke kantor tepat waktu. Waktu berbuka pun aku berada di kantor, kemudian berkemas pulang tanpa bisa sholat taraweh di masjid karena perjalanan untuk sampai ke rumah minimal butuh 1,5 jam. Tubuh ringkihku ini selalu menuntut waktu istirahat lebih namun rasanya sulit untuk dipenuhi.
Apa boleh aku berkata bahwa tahun ini adalah Ramadhan paling berat yang pernah aku jalani selama ini?
Karena Ramadhan tanpa bersama keluarga dan tanpamu Ayah, rasanya semakin berat. Banyak sekali ketakutanku akan pekerjaan yang tidak bisa aku bagi denganmu sekarang, tidak seperti sebelumnya dimana selalu ada saran dan motivasi darimu. Entah kenapa bagiku saat ini adalah saat dimana banyak orang di sekelilingku namun aku merasa sendiri. Lebih tepatnya harus bisa melakukan semuanya sendiri. Aku harus bisa menjadi penggantimu dengan melakukan semua usaha sendiri, dan ternyata tidak semudah itu.
Tetap selalu doakan aku dari sana ya Ayah!
How I missed our old days together, Dad.
Cinere, 20 Juni 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar