Rabu, 12 November 2014

Surat Untuk Ayah (4)

Assalamualaikum, Ayah.


Selamat Hari Ayah!
Setidaknya itu yang orang-orang ucapkan di media sosial hari ini. Aku juga tidak mau ketinggalan, biar bagaimanapun aku ini punya Ayah kan? hehe.

Tidak ada hadiah, karangan bunga, ataupun hadiah sapu tangan untuk Ayah di hari Ayah ini, karena di hari Ibu pun tidak pernah ada hal semacam itu bagiku. Ayah tau kan, anak yang satu ini tidak pandai bermanis-manis di depan orang tua dan selalu to the point. Entah apa maksudnya ada hari ibu dan hari ayah, darimana mereka menentukan tanggalnya dan apa sebabnya. Belakangan aku tahu bahwa hari ibu itu adalah sejarah kongres wanita pertama digelar pada 22 Desember. Ya korelasi pada peran ibu kurang dong, karena itu bukan wanita saat menjadi ibu melainkan wanita saat memperjuangkan haknya. Seumur hidup belum pernah aku mengucapkan selamat hari Ayah kepada Ayah, dan saat aku mengucapkannya bahkan Ayah sudah tidak lagi bisa berkata terimakasih.

Oh iya Ayah, tanggal 10 November kemarin mamah tepat berusia 50 tahun dan tiada perayaan bagi mamah selain berkunjung ke rumah Ayah pagi-pagi sekali untuk melaporkan bahwa beliau berulang tahun. Hahaha lucu ya mamah, mungkin mamah berharap ada kado dari Ayah.Sayangnya untuk tahun ini tidak ada lagi kado-kado mahal yang bisa didapatkan mamah. Kami tidak bisa memberi kado rumah, handphone, maupun barang mahal lainnya seperti yang Ayah berikan pada ulang tahun mamah yang sudah-sudah. Rasanya pasti kosong dan sangat berbeda dari biasanya. Mungkin tahun depan aku yang akan merasakan ulang tahun tanpa telefon pagi-pagi dari Ayah kemudian transferan uang di siang harinya untuk makan-makan dengan temanku. Bersyukur tahun ini tepat di usiaku yang ke 21 Ayah masih menelefonku di pagi hari dengan sapaain 'hai' yang khas dan 9 hari setelahnya Ayah memberiku kejutan dengan satu 'pamit'. Oh iya, Ayah harus lihat ini, satu gambar lucu Ayah dan mamah saat ulang tahun mamah kemarin. Keren loh.

Oh iya Ayah hari ini aku habis wawancara di Gedung Arthaloka Sudirman, dan sekarang masih mengetik verbatim wawancaranya. Tadi aku wawancara di divisi compliance, Ayah juga dulu pernah ada di divisi itu kan? Dan ternyata tugasnya sangat banyak dan complicated. Ayah memang hebat, susah bisa membagi semua seperti Ayah. Mana bisa aku selesaikan skripsi dalam waktu kurang dari sebulan sambil bekerja dan lulus dengan IPK tinggi, ini sudah dua bulan dan aku baru sampai BAB 3. Doakan aku agar tidak patah semangat ya, Ayah. 

Sudah dulu Ayah, sepertinya verbatimku sudah minta disentuh lagi hehe. Ngomong-ngomong terima kasih akhir-akhir ini Ayah sangat sering datang ke mimpiku bahkan ketika aku demam. Mungkin karena dulu dari kecil obat demam paling manjur untukku adalah tidur di dekat Ayah ya, sehingga di mimpi pun aku demam dan seseorang mengantarkanku ke sebuah rumah yang ternyata aku disambut oleh Ayah. Terimakasih Ayah!

Sekali lagi, Selamat Hari Ayah! Aku rindu.



Cinere, 12 November 2014. Sambil mengerjakan verbatim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar