Lama aku tidak menulis untuk Ayah. Sebenarnya sibuk dan letih hanyalah alasan klasik dariku untuk Ayah. Namun alasan sebenarnya adalah sudah 1,5 bulan ini sejak 4 November lalu hidupku seperti orang mati.
Aku tidak sedang melebih-lebihkan keadaan, meskipun aku belum pernah merasakan mati. Aku tidak tahu istilah apa yang tepat untuk menggambarkan hidupku saat ini.
Pandanganku sering kosong, pikiranku entah kemana. Keadaan sekitar tidak ada yang menarik bagiku. Hatiku terasa sangat hampa dan dingin namun jelas terasa sesak dan sakitnya setiap hari. Mungkin itu yang menandakan bahwa aku masih hidup dan merasakan sakit.
Ingin rasanya dihibur oleh Ayah, namun Ayah tak lagi disini. Aku tak sanggup bercerita ke Mamah karena hanya akan menambah bebannya.
Ayah,
Pria yang sangat aku kasihi pergi karena kebodohanku.
Lagi-lagi aku menjadi keras kepala dan bodoh membiarkan orang berharga seperti dia pergi.
Sekeras apapun usahaku untuk mengembalikan semuanya sudah percuma dan terlambat.
Dia tak lagi ingin kembali untuk memperbaiki kerusakan yang ada.
Saat ini yang tersisa hanya aku.
Aku yang melanjutkan hidup dengan segala penyesalan yang ada.
Aku dengan mimpi-mimpi bersamanya yang terpaksa aku kubur dalam-dalam.
Ayah,
Jika engkau memiliki kesempatan untuk memohon pada Tuhan, maukah kau sampaikan pintaku tentang pria ini?
Aku menyayangi Ayah, juga dia.
Doakan aku untuk dapat melanjutkan hidup, Ayah.
Tegal, 26 Desember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar