Rabu, 18 November 2015

Surat Untuk Ayah (12)

Selamat Pagi, Ayah....

Pagi ini aku bangun dengan perasaan yang kacau tidak karuan, entah mengapa.
Pun di Busway saat aku tertidur, pikiranku dipenuhi dengan memori tentang Ayah dan rasanya tidak enak. Aku hanya takut kemampuan firasatku muncul kembali.
Hingga akhirnya ponselku berdering dan terdenga suara Mamah di seberang sana.

Ayah, pagi ini aku menulis untuk memberi kabar...
Baru saja Embah meninggalkan kita semua menyusul Ayah kesana.
Aku tahu pasti Ayah lebih dahulu tahu dibanding aku.
Sejak kepergian Ayah, aku tahu Embah putri memang menjadi lemah dan mudah sakit, karena Ayah adalah buah hati yang paling beliau sayangi.
Sekarang kalian bertemu di dunia sana.. Dan aku kehilangan lagi satu anggota keluarga di hidupku.
Rasa-rasanya kemungkinan hatiku membeku akan semakin besar peluangnya.

Selamat bertemu Embah, Ayah....
Bahagia kalian di sana..

Malam ini aku pulang segera.


Kuningan, 18 November 2015

Dalam keadaan berduka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar