Sabtu, 20 Desember 2014

Surat Untuk Ayah (5)

Selamat Malam, Ayah.
Lama tidak berbincang juga berjumpa.
Tidak terasa hampir genap 100 hari kita dipisahkan oleh dimensi.

Barusan saja aku menangis, Ayah. Bukan tanpa sebab.
Awalnya, rencanaku adalah menyalakan laptop kemudian menyempurnakan isi skripsi kita yang sudah aku buat hingga bab 5.
Tapi, entah jariku tiba-tiba beranjak ke satu folder berisi foto Ayah.
Jelas sudah penyebabku menangis malam ini.

Sesak sekali rasanya, Ayah.
Jelas rindu yang sangat besar yang saat ini bersarang dalam diriku.

Oh iya, skripsiku sudah sampai sejauh ini. Sudah bab 5.
Semakin aku berusaha mengerjakan skripsiku, aku tahu maka semakin dekat aku dengan sidang, dan jelas aku sadar bahwa itu akan mengantarkanku kepada wisuda.
Hari dimana rasanya setengah hati kuinginkan. Karena aku sadar, di hari itu tidak akan ada Ayah yang berdiri menyambut keberhasilanku.

Rasanya percuma.
Tapi aku tidak akan mundur, Ayah. Karena bagaimanapun kau menginginkan ini.
Tantangan berupa lulus di semester 7, dengan judul yang kau berikan dan objek penelitian yang kau instruksikan akan aku usahakan tercapai.

Tunggu aku menyandang gelar yang sama denganmu, Ayah.
Salam rindu.

Selamat Malam, Ayah.


Cinere, 20 Desember 2014.
Di sela-sela revisi skripsi.

Rabu, 12 November 2014

Surat Untuk Ayah (4)

Assalamualaikum, Ayah.


Selamat Hari Ayah!
Setidaknya itu yang orang-orang ucapkan di media sosial hari ini. Aku juga tidak mau ketinggalan, biar bagaimanapun aku ini punya Ayah kan? hehe.

Tidak ada hadiah, karangan bunga, ataupun hadiah sapu tangan untuk Ayah di hari Ayah ini, karena di hari Ibu pun tidak pernah ada hal semacam itu bagiku. Ayah tau kan, anak yang satu ini tidak pandai bermanis-manis di depan orang tua dan selalu to the point. Entah apa maksudnya ada hari ibu dan hari ayah, darimana mereka menentukan tanggalnya dan apa sebabnya. Belakangan aku tahu bahwa hari ibu itu adalah sejarah kongres wanita pertama digelar pada 22 Desember. Ya korelasi pada peran ibu kurang dong, karena itu bukan wanita saat menjadi ibu melainkan wanita saat memperjuangkan haknya. Seumur hidup belum pernah aku mengucapkan selamat hari Ayah kepada Ayah, dan saat aku mengucapkannya bahkan Ayah sudah tidak lagi bisa berkata terimakasih.

Oh iya Ayah, tanggal 10 November kemarin mamah tepat berusia 50 tahun dan tiada perayaan bagi mamah selain berkunjung ke rumah Ayah pagi-pagi sekali untuk melaporkan bahwa beliau berulang tahun. Hahaha lucu ya mamah, mungkin mamah berharap ada kado dari Ayah.Sayangnya untuk tahun ini tidak ada lagi kado-kado mahal yang bisa didapatkan mamah. Kami tidak bisa memberi kado rumah, handphone, maupun barang mahal lainnya seperti yang Ayah berikan pada ulang tahun mamah yang sudah-sudah. Rasanya pasti kosong dan sangat berbeda dari biasanya. Mungkin tahun depan aku yang akan merasakan ulang tahun tanpa telefon pagi-pagi dari Ayah kemudian transferan uang di siang harinya untuk makan-makan dengan temanku. Bersyukur tahun ini tepat di usiaku yang ke 21 Ayah masih menelefonku di pagi hari dengan sapaain 'hai' yang khas dan 9 hari setelahnya Ayah memberiku kejutan dengan satu 'pamit'. Oh iya, Ayah harus lihat ini, satu gambar lucu Ayah dan mamah saat ulang tahun mamah kemarin. Keren loh.

Oh iya Ayah hari ini aku habis wawancara di Gedung Arthaloka Sudirman, dan sekarang masih mengetik verbatim wawancaranya. Tadi aku wawancara di divisi compliance, Ayah juga dulu pernah ada di divisi itu kan? Dan ternyata tugasnya sangat banyak dan complicated. Ayah memang hebat, susah bisa membagi semua seperti Ayah. Mana bisa aku selesaikan skripsi dalam waktu kurang dari sebulan sambil bekerja dan lulus dengan IPK tinggi, ini sudah dua bulan dan aku baru sampai BAB 3. Doakan aku agar tidak patah semangat ya, Ayah. 

Sudah dulu Ayah, sepertinya verbatimku sudah minta disentuh lagi hehe. Ngomong-ngomong terima kasih akhir-akhir ini Ayah sangat sering datang ke mimpiku bahkan ketika aku demam. Mungkin karena dulu dari kecil obat demam paling manjur untukku adalah tidur di dekat Ayah ya, sehingga di mimpi pun aku demam dan seseorang mengantarkanku ke sebuah rumah yang ternyata aku disambut oleh Ayah. Terimakasih Ayah!

Sekali lagi, Selamat Hari Ayah! Aku rindu.



Cinere, 12 November 2014. Sambil mengerjakan verbatim.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Surat Untuk Ayah (3)

Assalamu'alaikum Ayah,

Halo Ayah, selamat malam. Ayah sehat kan?
Surat ini dibuat sebagai ucapan terimakasih karena Ayah sudah mengabulkan permintaanku di surat sebelumnya. Berarti Ayah baca suratku kan?

Iya, terimakasih Ayah sudah datang ke mimpiku semalam dan sedikit berbincang-bincang.
Jangan-jangan Ayah tahu kalau aku sedang sangat letih dan remuk redam akibat mencari data penelitian skripsiku.

Biasanya setiap aku berpetualang di jalan sendirian, aku akan segera cerita kepada Ayah yang setiap malam menelfonku. Kali ini aku ceritakan di surat ya Ayah.
Jadi kemarin pertama kalinya aku naik transjakarta sendirian loh, demi mengajukan permintaan bahan penelitian skripsiku dan skripsi Ayah (Ayah yang kasih judul kan hehe).

Aku naik krl, lalu berjalan kaki ke halte transjakarta, lalu turun dan berjalan lagi. Sampai di tempat tujuan, aku hanya diperbolehkan menaruh surat ijin penelitian dan diberi nomor telefon kemudian tidak sampai lima menit aku kembali pulang. Aku berjalan kaki ke halte, naik transjakarta, turun dan berjalan lagi ke stasiun, turun dari krl berjalan kaki ke terminal, dan naik angkot dua kali kemudian jalan lagi sampai rumah. Perjalanan memakan waktu empat jam Ayah dan aku tidak sampai lima menit di tempat tujuan. Iya, aku letih sekali dan tertidur pulas saat mengetik Bab II skripsiku.

Ayah yang memang pengertian datang ke mimpiku dan menghibur tubuh yang mudah mengeluh ini. 
Ayah bilang bisa datang kapan saja melihat aku dengan meminta ijin dari dunia Ayah di sana saat aku tanya apakah Ayah bisa sering-sering datang.

Kemudian Ayah menanyakan tentang pacarku, aku jawab ia datang saat Ayah pergi namun Ayah tidak sempat bertemu dengannya. Lalu Ayah bilang, itu gampang karena Ayah bisa kapan saja melihat dia.
Hari ini rasanya senang sekali terbangun dengan mimpi kau kunjungi, karena rasanya begitu dekat dan mengobati sedikit rindu. Ayah datang dengan pakaian bagus dan tubuh gagah seperti sebelum Ayah sakit. Sekarang Ayah sehat kembali.

Oh iya, aku bercerita tentang kunjungan Ayah semalam ke mamah di telefon barusan. Mamah iri katanya. Mamah sangat ingin dikunjungi oleh Ayah. Bapak juga kata mamah akhir-akhir ini tidak mau pakai sarung jika bukan sarung milik Ayah, kata bapak beliau rindu Ayah. Sungguh Ayah memang pria yang baik, bahkan orang yang sudah pikun seperti bapak bisa bersikap seperti itu karena kesan Ayah di setiap orang terdekat selalu mendalam.

Suratku kali ini sampai disini dulu Ayah, aku sedang melanjutkan Bab II skripsiku saat ini. Kalau Ayah sempat, berkunjung ya ke mimpi mamah malam ini. Beliau mungkin wanita yang paling merindukan Ayah, di setiap malam yang (tadinya) kalian habiskan bersama.

Wassalamu'alaikum Ayah :)


Cinere, 11 Oktober 2014. Ditulis di sela-sela mengerjakan Bab II skripsi khusus untuk Ayah terbaik.

Senin, 06 Oktober 2014

Surat Untuk Ayah (2)


Kepada ayah yang akan selalu dirindukan di rumah.


Surat ini adalah surat kedua yang aku tulis setelah kemarin aku mendapat jawaban bahwa surat pertamaku di hari ulang tahun ayah tidak akan pernah ayah baca dan tentunya surat-surat selanjutnya pun demikian.

Kepada ayah yang akan selalu dirindukan sosoknya oleh anak perempuannya.

Kepada ayah yang selalu menjadi panutan anak perempuannya sejak masih di bangku taman kanak-kanak.

Kepada ayah yang melindungi anak perempuannya dari gangguan makhluk halus di rumah meski ketakutan.

Kepada ayah yang mencari anak perempuannya seharian dengan cemas hanya karena anak perempuannya tertidur sendirian di bukit saat bermain sepeda.

Kepada ayah yang membawa anak perempuannya ke kantor untuk bermain dan menemani lembur di malam hari.

Kepada ayah yang hanya dengan pelukannya semalam dapat meredakan panas anak perempuannya yang demam.

Kepada ayah yang mengajari cara bermain melodi gitar meskipun anak perempuannya tak kunjung bisa dan berpaling tertarik pada drum.

Kepada ayah yang kurindukan gelak dan canda tawanya di meja makan.

Kepada ayah yang rela kerja selama belasan tahun berpisah jauh dari keluarga demi kehidupan kami yang lebih layak.

Kepada ayah yang selalu bekerja keras demi memenuhi permintaan anak perempuannya yang tak selalu wajar.

Kepada ayah yang selalu mencium kening anak perempuannya saat akan berangkat merantau untuk bekerja.

Kepada ayah yang selalu berkata tak apa ketika anak perempuannya khawatir di balik telefon.

Kepada ayah yang selalu kukirimi sms setiap pagi saat akan menghadapi ujian.

Kepada ayah yang lebih memilih menjenguk anak perempuannya di tempat kost dengan kereta ketimbang beristirahat ketika sakit.

Kepada ayah yang dengan sabar bertahan selama 4 tahun dan berjuang untuk tetap bersama kami.

Kepada ayah yang pergi dengan indah dan menyisakan kerinduan panjang yang sulit terobati.

Hai, ayah. Apa kabar disana?

Ayah sudah tidak lagi merasakan sakitnya jarum suntik yang ayah takuti saat akan hemodialisa. Pasti ayah sudah senang kan sekarang? Apa ayah mendapat tempat yang bagus disana? 
Pikiranku dipenuhi banyak rasa penasaran. Apa ayah bisa melihatku dari sana? Ayah lihat kan anak perempuanmu yang nakal ini sedang berusaha mewujudkan impian ayah untuk wisuda dalam waktu cepat. Oh iya, judul skripsi titipan ayah juga sedang dalam proses kok.

Kalau ayah disini pasti ayah akan mengarahkan dan memberitahu apa yang harus aku lakukan saat membuat skripsi. Tapi, tanpa ayah disini ayah tahu kan kalau anak perempuanmu yang satu ini tidak pernah menyerah untuk membuat orang tuanya bangga.

Aku tidak akan bertanya kenapa ayah pergi begitu cepat. Ayah sejak dulu memang selalu pergi dinas, hanya bedanya kali ini yang mengeluarkan surat dinas adalah Tuhan dan ayah diperintahkan dinas selamanya. Dan ini memang sudah ditentukan sejak ayah berumur 4 bulan di kandungan nenek.

Ayah, sempat ada rasa sesal mengganjal di hatiku. Kenapa aku tak meluangkan banyak waktuku untuk merawat ayah. Kenapa aku tak pulang lebih sering untuk meracik obat ayah dan membuatkan oatmeal setiap pagi lalu bersenda gurau di sofa ayah di depan televisi. Kenapa aku selalu berpikir ayah akan membaik dan akan baik-baik saja sehingga aku dengan tenangnya kuliah tanpa tau ayah menahan sakit dan merasa sepi.
Semua orang bilang aku sudah cukup merawat dengan baik hingga proses pemandianmu di ruang pemulasaran rumah sakit. Semua bilang aku yang paling dekat denganmu, bahkan saat malaikat datang ayah memberitahuku. Tapi ayah, buatku semua itu tidak akan pernah cukup dan tidak ada apa-apanya. Bahkan aku belum memberikan kebanggaan untukmu ayah, belum sempat.

Ayah, kau pergi dengan sangat indah dan meninggalkan banyak cerita tentangmu yang bahkan baru kutahu dari orang lain setelah ayah pergi. Cerita yang berisi sejuta kebanggaan dan kisah heroikmu. Keputusanku untuk menjadi seperti ayah sejak kecil hingga saat ini tidak pernah salah kan?

Ayah, saat aku datang ke kantor ayah aku membuka akun karyawan ayah. Maaf aku lancang. Tapi, dari situlah aku tahu ada banyak penghargaan yang ayah peroleh dari kantor namun tak pernah ayah pamerkan pada kami. Ayah tetaplah figur ayah sederhana di rumah yang akan mengenakan kaos oblong dan menyapu serta menyiram halaman depan agar tidak berdebu. Aku pun tahu dari akun ayah berapa besar pendapatan ayah per bulan, namun ayah tidak membiarkan anak perempuannya merasa jumawa dan menganggap uang membeli kebahagiaan. Ayah tetap membagi dua pendapatan ayah untuk kami dan untuk keluarga ayah sejak pertama kerja hingga saat terakhir ayah. Berkat didikan ayah, anak perempuanmu tumbuh tidak haus akan uang dan tidak masalah bahwa pendapatan ayahnya harus dibagikan ke lainnya. Ayah bilang anak lelaki memang harus bertanggung jawab pada keluarganya. Sampai kapanpun.

Ayah, tahukah ayah banyak sekali orang yang menangis di pemakaman ayah?
Ayah harus bangga karena aku tidak menangis saat itu, pun saat aku memandikan ayah. Bukan aku tidak sedih yah, tapi aku harus kuat demi menunaikan bakti terakhirku sebagai anak perempuanmu saat kau masih di dunia. Aku harus kuat demi menyentuh kulit ayah dan membersihkannya perlahan agar ayah pergi dalam keadaan suci.

Ayah masih ingat janji terakhir yang aku bisikkan saat ayah terbaring koma? Aku berkata di telinga ayah bahwa aku sudah besar dan pasti sukses, ayah pergi saja dengan tenang karena semua aman dan aku berjanji menjaga mamah dan 3 anak ayah lainnya. Aku akan berusaha menepati janji itu ayah, tapi aku tetap butuh bantuan doa ayah dari sana.

Ayah, orang bilang 40 hari setelah seseorang meninggal, maka orang tersebut akan tetap berada di sekitar rumah sebelum ia benar-benar pergi. Apa benar itu ayah? Apa benar ayah yang tidur di sebelahku pada malam sesudah pemakaman ayah? Bisakah ayah pergi mengunjungi aku di tempat rantau karena aku tidak bisa selama 40 hari berada di rumah. 

Ayah, di setiap doaku saat ini selalu ada nama ayah. Jika memang doa anak perempuanmu merupakan salah satu amal yang tidak terputus ketika seseorang meninggal, maka akan aku lakukan seumur hidupku untuk menolong ayah disana. Baktiku kepada ayah saat ini hanya bisa sebatas kiriman doa dan menjaga wanita yang ayah cintai yaitu mamah. Mungkin aku akan mengurungkan niatku untuk berkarier setinggi mungkin karena aku tahu ayah juga pasti akan setuju jika aku lebih mengutamakan mamah dari apapun.

Ayah, suratku kali ini cukup sampai disini. Aku hanya ingin menyapa ayah dengan segala memori yang ada. Disini, aku sangat merindukan ayah dan tidak tahu bagaimana mengobatinya selain dengan doa. Datanglah ke mimpiku ayah, akan senang rasanya jika bisa mendapat pelukan dan semangat yang biasa kau berikan agar aku dapat segera mewujudkan mimpi ayah, meski itu di dalam mimpi.

Aku sayang ayah, baik-baik disana ayah, ada saatnya kita dipertemukan kembali nantinya. 



dari anak perempuanmu yang ingin meluapkan rindu.
Cinere, 6 Oktober 2014. Dengan susah payah membendung air mata agar tidak memberatkan ayah.

backsound : .... untuk ayah tercinta, aku ingin berjumpa, walau hanya dalam mimpi...

Rabu, 13 Agustus 2014

Surat Untuk Ayah

Ayah, saat tulisan ini kau baca mungkin aku sudah lulus dari perguruan tinggi atau aku sudah diambil oleh pria yang meminangku atau aku sudah menjadi ibu dari cucumu atau bahkan ayah tidak akan pernah membaca tulisan ini karena ayah mungkin sudah tak lagi tertarik dengan dunia maya.


Ayah, hari ini tepat ayah bertambah usia dan aku tidak ada di rumah bersama ayah. Maaf aku harus disini, menggantikan tugasmu untuk melindungi bagian dari keluarga kita yah. Suatu saat ayah pasti mengerti mengapa aku selalu meninggalkan rumah. Usia 53 tahun bukanlah usia yang muda dan bukan juga tua bagiku yah. Namun, saat ini, kenyataan yang ada di hadapan kita semua adalah usia tubuh ayah bahkan sudah jauh lebih tua dari usia ayah. Kami mengerti. Sifat tangguh dan gila kerja sekarang sudah mulai berubah dan menjelma menjadi malas karena sakit yang menggerogoti tubuh ayah. Sifat sabar yang membuat kami anak-anakmu tak pernah merasakan amarahmu sejak kecil perlahan berubah menjadi mudah gelisah dan penuh emosi ketika perintah otak ayah tidak sinkron dengan yang dihasilkan anggota tubuh. 


Ayah, kekuatan tubuhmu memudar, kesabaranmu berkurang, semangatmu timbul tenggelam tapi satu yang tak pernah berubah adalah perhatianmu kepada kami. Sejak dulu, baik sehat maupun sekarang saat sakit, selalu ayah yang akan panik ketika aku pulang dalam keadaan mengeluh sakit. Selalu ayah yang akan secara implisit menyemangati aku yang merengek tak ingin pergi merantau.


Ayah, cepat sembuh dan kembali normal, kemudian ayah akan aku ajak ke tempat dimana kita akan bangga bersama atas segala pencapaianku selama ini. Aku akan selalu berusaha, yah.
Selamat Ulang Tahun, Ayah. Tetaplah sehat untuk mendampingiku melalui segala hal dan menuai keberhasilan, semoga kesehatan dan kebaikan selalu menyertai ayah.


ditulis pada hari Rabu, 13 Agustus 2014 di Perumahan Griya Satria Purwokerto. Back sound First Love - Utada Hikaru. I remember to love, you taught me how....  

Rabu, 06 Agustus 2014

Dongeng Masa Kecilku

Aku adalah anak kedua di keluargaku dan bisa dibilang dekat dan hobi bertukar cerita atau sekedar mendengarkan dongeng orang tuaku tentang masa lalu maupun kehidupan. Sejarah memang selalu menarik, bukan? Kecuai jika dijadikan untuk ujian di sekolah. 

Salah satu topik cerita masa lalu yang menarik tentu saja tentang masa kecilku. Bagaimana aku saat di kandungan, bagaimana aku dilahirkan, dan bagaimana orang tuaku saat itu memiliki aku. Kisah ini biasa aku dengar melalui ibuku yang kupanggil mamah dan nenekku yang kupanggil ibu. Mamah bilang aku ditiupkan ruh saat takbir malam Idul Adha dikumandangkan, saat takbir berbunyi mamah merasakan perutnya seperti ada tendangan di umur kandungan ke empat bulan, janin yang religi kan kan hihi. Katanya juga aku termasuk anak yang menyusahkan saat di kandungan karena mules-mules pertanda kelahiran sudah muncul saat usia kandungan 9 bulan, mamah sudah berada di rumah sakit lama dan aku tak kunjung keluar yang akhirnya mengharuskan mamah disuntik anestesi hingga dua kali karena sudah tak kuat lagi, dan ketika mamah lemas gak lagi 'ngeden' tiba-tiba aku keluar dengan sendirinya. Masih bayi udah hobi ngerjain orang tua kata mamah bahkan sampai sekarang nyusahinnya hahaha. Oh iya, setiap kehamilannya mamah selalu rajin membaca surat-surat dalam Al Quran loh biar anaknya sesuai yang diharapkan. Sewaktu hamil kakakku, beliau rajin membaca surat Maryam biar anaknya perempuan dan cantik seperti Maryam, waktu adikku yang pertama beliau membaca surat Nurbuat karena kebetulan sedang sakit gigi katanya sih biar sembuh, waktu adikku yang kedua beliau membaca surat Yusuf biar pas udah lahir banyak yang suka sama dia, banyak amat ya anaknya? Ya, aku empat bersaudara. Gak pengen tau pas aku di dalam kandungan dibacain apa? Penasaran kaaann? Kasih tau gak yaaa... *minta dirukyah* Yap pas aku tanya jawabannya adalah.... Surat Yasin! 

What? Apa? Yasin? Itu kan buat orang meninggal mah :( itu reaksi pertama pas aku masih bloon (sekarang juga masih deg). Mamah bilang dari pertama hamil aku sampai aku dalam gendongan, selalu dibacain surat Yasin setiap sholat lima waktu dan setelah lahir orang-orang yang gendong aku juga bacain surat Yasin. Jadi, mamah gak pengen aku keluar cantik? Gak pengen aku disukain banyak orang gitu? Jawabannya mamah dan keluarga saat itu berdoa sungguh-sungguh biar dapet bayi laki-laki jadi gak kepikiran deh baca surat-surat biar cantik dan disukai hiks sedih kan keluarnya malah cewek setengah-setengah begini :( tapi yang lebih pasti lagi jawaban faedah dari surat itu adalah kehidupanku saat ini yang alhamdulillah luar biasa beruntung dan sedikit kemampuan aneh yang sempat membuatku ketakutan dan aku hindari hingga saat ini. Beberapa orang bilang aku ini indigo saat kecil, tapi aku gak percaya dan gak ingin memperkuat kemampuan tersebut. Percaya deh, syereeem banget ngeliat kejadian yang belum tentu kejadian dan liat temen kita dari dimensi lain itu. *buru-buru tobat nasuha*

Masih bayi udah photogenic :))

Cerita lain datang dari kakakku, dia bilang saat aku lahir wajahku bukan seperti bayi perempuan melainkan mirip bayi lelaki yang pipinya mendominasi wajah, ya aku memang lahir dengan tubuh yang besar dan kemudian menyusut saat tumbuh besar hingga sekarang badanku hanyalah butiran debu. Aku tumbuh menjadi balita yang nakal, tak jarang kakakku emosi dan muak punya adik sepertiku. Aku merusak koleksi stiker kakakku, aku sering menghilangkan barang kakakku dan sering mengambil tanpa izin. Jarak usia kami hanya tiga tahun dan bertengkar adalah hobi kami. Pernah suatu ketika kakakku ingin bermain rujak-rujakan dan menyuruhku memanjat pohon belimbing tetangga yang sangat tinggi dan batangnya nyaris lurus dengan cabang hanya sedikit, waktu itu usiaku bahkan belum ada lima tahun. Sialnya si empunya pohon keluar rumah dan kakakku buru-buru kabur dan meninggalkanku di atas pohon. Sedih. Kampret. Durhaka. *dendam* Untung aku ini sudah cerdik sejak dini, saat si empunya bilang 'Siapa itu!' aku jawab 'meong' terus selamet deh si empunya itu masuk rumah dan aku turun dengan anggunnya :)))

Cerita lain dari nenekku adalah aku tumbuh saat terjadi kerusuhan tahun 98. Loh? Apa hubungannya?! Jadi, waktu itu usiaku baru lima tahun dan wajahku sangat oriental sampai tetangga menyebutku dengan panggilan 'Osin. Nah pas tahun 98 itu warga Indonesia lagi benci-bencinya sama etnis china karena kasus saat itu. Pagar rumah didatangi warga-warga yang membawa obor karena dikira keluargaku menyembunyikan anak cina, padahal aku kan Jawa aseli cuma mirip aja agak sipit. Suatu ketika, aku yang sedang dijaga ketat dari dunia luar oleh keluarga, kabur dan membuat seisi rumah panik karena takut aku ditemukan para pendemo dan dibawa kabur. Semua panik, iya panik nyari ke seluruh penjuru dunia. *lebay* Dan..... Tarraaammm... Aku ditemukan di depan warung lagi minta permen. Hina sekali masa kecilku ini. :')

Alhamdulillah akur :))

Meskipun masa kecilku ternyata gak sekalem yang aku pikirkan karena agak-agak lupa, tapi aku suka mendengar kisahku dari orang rumah. Mamah pernah bilang "Mamah perhatiin dari kecil, anak mamah yang gampang disukain orang itu kamu sama Fira. Cuma bedanya, Fira disukain karena sopan dan baik sama orang, kalau kamu tanpa kamu usaha biar disukain banyak yang perhatian sama kamu, kamunya aja terlalu cuek, makanya sekarang hargain orang yang perhatian sama kamu." Really? Yang bener? Ya kalo pesona emang gak bisa boong sih hahaha. Bener emang kata mamah, aku emang gak pernah sadar kalo ada yang perhatian sampai orang itu bicara secara gamblang, bahkan temen-temen cowokku bilang aku cewek paling gak peka sedunia. Bukan gak peka sih, lebih ke gak mau ge-er berlebihan sebelum pasti. Bukan cuma mamah, kakakku juga sering sebel dan berkata "Setiap jalan sama kamu pasti jadi perhatian umum, diliatin orang-orang." Dan akunya sendiri gak sadar dan gak ngerasa hehe yang penting kan aku gak aneh-aneh di tempat umum. Mas pacar juga bilang "Pacar mas selalu diliatin orang." Mungkin dia pikir mereka liatin karena suka, tapi aku pribadi mikir mungkin hari itu aku berpakaian aneh, atau wajahku susah dicerna atau aku kayak gembel yang kalau pergi jarang banget perhatiin penampilan.

Tapi dari ucapan yang dibilang mamah itu, aku jadi mikir. Banyak yang suka bukan berarti gak ada yang gak suka kan? Justru malah bisa jadi makin banyak yang gak suka. Hidup ini kan adil, seimbang, yin yang. Malah justru aku lebih ngerasa banyak yang gak suka aku ketimbang sadar banyak yang suka aku.Ya, karena perasaan tidak suka itu lebih kentara ketimbang suka kan ya? 


Tulisan ini dibuat saat bete jaga rumah dan pacar lagi nobar Juventus.

Rumah, 6 Agustus 2014, habis bayar kuliah saat paceklik.

Kamis, 24 April 2014

Bagaimana Aturan Penggunaan USG Bagi Bidan

Kata USG pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat khususnya bagi para ibu hamil. Ya, USG merupakan kepanjangan dari Ultrasonography yaitu alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang pemeriksaan organ-organ tubuh dapat dilakukan dengan aman (tidak ada Efek radiasi). Sehingga jika digunakan untuk pemeriksaan kehamilan aman bagi si bayi. USG biasanya digunakan oleh dokter namun itupun tidak sembarang dokter bisa menggunakan sebelum ia mendapatkan pelatihan dan ilmu mengenai penyakit dalam dan USG. Baru-baru ini kemudian banyak bidan yang melangkah lebih maju dengan menggunakan USG dalam praktiknya. Kemudian muncul pro dan kontra mengenai izin bagi bidan untuk menggunakan USG. Dari survey saya, beberapa bidan di daerah dan di puskesmas menjawab mereka tidak berani menggunakan USG bukan karena tidak bisa melainkan takut tidak diperbolehkan karena izinnya belum jelas.

Salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki bidan adalah mampu mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini. Berikut adalah dasar-dasar yang dapat dijadikan rujukan untuk standar kompetensi dan melihat kebolehan bidan dalam penggunaan USG :

- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 230/Menkes/SK/2010 tentang kurikulum
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011 tentang sertifikasi tenaga kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1464/Menkes/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
- International Confideration of Midwives , Essential Competencies for Basic Midwifery Practices, 2011
- Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 1 tahun 2008 tentang jabatan fungsional bidan
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938 tahun 2007 tentang standar asuhan kebidanan
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/III/2007 tentang standar profesi bidan

Hasil kongres bidan tahun 2012 menyatakan bahwa bidan diperbolehkan menggunakan USG sesuai dengan batas-batas kompetensinya, hasil USG tidak boleh digunakan untuk mendiagnosa, hanya untuk memastikan posisi janin saja kurang lebihnya, dan dalam menggunakannya sangat dianjurkan bahkan harus bidan melakukan pelatihan, kursus, atau training USG  terlebih dahulu. USG yang boleh digunakan bidan hingga saat ini baru sampai USG 2 dimensi saja. Salah satu manfaatnya bagi bidan adalah efisiensi waktu, jika secara manual mengetahui posisi bayi dalam kandungan akan memakan waktu yang lebih lama bahkan bisa mecapai setengah jam per pasien dibandingkan dengan menggunakan USG, bayangkan jika sang bidan memiliki banyak pasien yang antri, dengan efisiensi waktu tersebut juga bidan dapat menerima pasien lebh banyak daripada sistem manual yang pastinya akan memperoleh keuntungan yang lebih dibanding jika manual dari segi finansialnya.

Saat ini saya lihat sudah terdapat beberapa jasa pelatihan USG Antenatal Care yang tersebar promosinya di dunia maya, salah satunya saya temukan sebuah penyedia jasa pelatihan USG Antenatal Care yang bersertifikat dengan fasilitas yang cukup sepadan dan baik yang saya rekomendasikan dan dapat ditemukan kontaknya secara lengkap di twitter dengan nama akun @MarrlynMedic , secara sekilas dapat kita telusuri dahulu dari tweet-tweet yang ada untuk mencari tahu dengan cara gratis via dunia maya. Kurang lebihnya hanya ini informasi yang dapat saya berikan dari hasil riset saya, semoga bermanfaat bagi dunia kesehatan :)